Jumat, 15 Juni 2012

IBU............,

BAROKAH ORANG TUA KITA (2) Berapa banyak anak muda baik pria atau wanita yang betah berlama-lama dengan teman. Kenapa seseorang yang baru di kenalnya bisa menggeser peran ibu di hatinya ?? padahal sebenarnya dia belum bisa lepas seutuhnya dari sang ibu. Karena peran ibu bukan hanya ketika kita masih kecil tapi sampai kapanpun, ia akan tetap menjadi seorang ibu. Ada saatnya ketika kita menikah akan benar-benar berpisah dengan seorang ibu, menjalani kehidupan secara mandiri. Bukankah, baiknya masa-masa sendiri di manfaatkan untuk lebih mendekatinya apalagi kini kita yang telah bekerja tidak memiliki banyak waktu seperti saat kecil dahulu bersama ibu. Menikmati guratan senyum dari bibirnya yang tercipta karena perilaku kita yang menyenangkan hatinya. Bercanda, bercerita, berbagi hikmah dengan ibu.

Ibu, seorang wanita mulia yang telah susah payah mengandung, melahirkan, mengurus kita dalam keadaan letih. Beliau berikan seluruh kesenangan dirinya hanya untuk buah hatinya. Hanya buah hatinya, yang sanggup menggeser prioritas hidup sang ibu terhadap hal lainnya. Karena teramat mulianya seorang ibu, Rasulullah bahkan menyebut ibu sebanyak tiga kali kemudian baru ayah ketika ada seseorang bertanya kepada beliau kepada siapakah hendaknya dia memberikan hormat. Di tangan ibulah, masa depan buah hati terbentuk. Karena memang sang ibulah yang lebih dekat secara fisik dengan anak di banding ayah. Bila ayah hanya memberikan masukan-masukan secara teori, maka ibulah yang mempraktekkannya langsung kepada anak. Bertahun-tahun ibu mencurahkan kasih sayangnya kepada anak-anaknya. Tak pernah ada cerita bahwa seorang ibu lelah mengurus anaknya.

Begitukah balasan untuk orang yang telah mengorbankan peluh, keringat, bahkan air matanya sejak Sang Anak lahir? Pantaskah rasanya memperlakukan kasar orang yang telah merawat kita dengan penuh cinta yang tulus? Kalau pun tidak ingat bagaimana Orang Tua memperlakukan kita, lihat dan perhatikan bagaimana orang lain mencintai anak-anaknya. Bisa jadi, perlakuan Orang Tua kita jauh lebih baik dari itu.

Ya Allah, izinkan hari-hari berikutnya adalah hari di mana saya bisa selalu berada di samping mereka, menggenggam erat tangan mereka, mendengarkan cerita-cerita cinta mereka, dan merawat mereka sepenuh hati. Jika ada air mata mengalir dari mata keduanya, biarkan tangan kecil ini yang menghapusnya dengan penuh cinta. Izinkan diri ini untuk selalu menjaga senyum terukir di bibir mereka.
Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo.Ya Robbku. Ampunilah aku, Ibu Bapakku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.
Mulai besok mari kita semua dan jamaah sekalian tanpa kecuali yang masih memiliki orang tua, sempetin telepon, yang deket samperin, yang tiada panjatkan doa diatas, dengan merenungi tulisan ini, teleponlah kedua orang tua kita minta redhonya, kalo bisa sampe menangis, semoga ini bagi amal shaleh yang sangat besar, bahjkan melebihi ibadah haji, jihad dst, gak ada ruginya kita barengan dalam niat, dan itikad, dan mari berdoa bersama-sama karena baru niat aja jadi catatan amal tersendiri, amal yang sangat utama yaitu bakti kepada orang tua, dan sebarkan karena Allah meraih amal jama'i bersama, sebarkan gak ada istilah telat dikala umur kita, kehidupan kita tengah beranjakl tanpa kita sadari, dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohiim...
Yaa Allah Yaa Rabb, berkahi usaha kami agar kami bisa mendapat keredhoan-Mu dengan bakti kami kepada kedua orang tua kami, jadikan besok kami dipanjangkan umur membuat suka cita mereka mendapat sedikit perhatian kami, hingga ucapan redho keluar dari lisan dan hati mereka, kekalkan Yaa Robb, jadikanlah amal shaleh bagi kami, niat kami, di esok hari, mudahkanlah Yaa Robb, Atas Nama-Mu kami memanjatkan do'a, berniat membahagiakan kedua orang tua, jadikanlah sebagai awal dimana hari kedepan semua rahmat tercurah bagi kami yang akan melaksanakannya besok, dan bagi mereka yang telah tiada, sampaikan doanya ya Robb, ampuni ruh mereka, kami dan kedua orang tua kami kelak, para jamaah mohon aminkan do'a ini, jadikan niat bacakan Al fatihah, atau shalawat, usahakanlah yang terbaik, dan gunakan kesempatan selagi mendapat ucapan amin dari sesama jamaah yang akan beramal shaleh membuka lembaran baru bakti kepada orang tua, bagi yang serumah bersegeralah semampu semaksimal yang kita bisa. Yaa Robb kabulkan Do'a kami semuanya, Al Fatihah..Amin Yaa Robbal 'alamin

Pahitnya PROSES Manisnya HASIL

“Ayah, ayah” kata sang anak…“Ada apa?” tanya sang ayah…..“Aku capek, sangat capek.., aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek …aku mau menyontek saja! “Aku capek. sangat capek, aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! …“Aku capek, sangat capek … aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung …aku ingin jajan terus! …
“Aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati …“Aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku …“Aku capek ayah, aku capek menahan diri …aku ingin seperti mereka…, mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayaaah ! ..”Sang anak mulai menangis…


Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata
” Anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu ”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak. kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang. Lalu sang anak pun mulai mengeluh” Ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri, badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah”
Sang ayah hanya diam. Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang …“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini !”


Sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau
“ Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.
” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah …?
Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”
” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu ”
” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah”
” Nah, akhirnya kau mengerti”
” Mengerti apa? aku tidak mengerti”


” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”


” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”


” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi … ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri … maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri … seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya … maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang … maka kau tau akhirnya kan?”


” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah, aku akan tegar saat yang lain terlempar ”


Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.


=====


Sebuah renungan untukku, untukmu, untuk kita semua.
Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati yang terkunci....
Semoga bermanfaat